Sumbawa – Karya Bangun, alumni Sekolah Pascasarjana UTS tahun 2022, telah meluncurkan solusi inovatif terhadap salah satu masalah yang cukup mendesak terkait pemanfaatan limbah batu bara dalam produksi batako. Pendekatan perintisnya memanfaatkan limbah fly ash, bottom ash, dan stone ash dari pembakaran batu bara, mengubah apa yang tadinya dianggap sebagai polusi menjadi sumber daya berharga yang ramah lingkungan.
“Integrasi limbah batu bara ke dalam produksi batako tidak hanya mengatasi permasalahan lingkungan namun juga menawarkan alternatif yang hemat biaya bagi industri konstruksi,” Karya Bangun menyampaikan saat perkenalan proses inovatifnya.
Prosesnya diawali dengan pengumpulan fly ash dan bottom ash, hasil samping pembakaran batu bara pada boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Residu ini, yang secara tradisional dipandang sebagai dampak buruk terhadap lingkungan, diubah menjadi bahan berkualitas tinggi yang ideal untuk batako, beton, semen, balok, dan banyak lagi. Karya berharap upaya kolaborasi antara PLTU dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi integrasi limbah batu bara ke dalam proses pembuatan batako, sehingga menandai kemajuan signifikan menuju pengurangan limbah dan pelestarian lingkungan.
Salah satu keuntungan utama penggunaan fly ash dan bottom ash (FBA) dalam produksi batako adalah efektivitas biaya yang ditawarkan. Dengan mengganti bahan mentah tradisional seperti semen dan pasir dengan FBA, produsen dapat menghemat banyak tanpa mengurangi kualitas produk akhir. Hal ini tidak hanya menurunkan biaya produksi namun juga berkontribusi dalam mitigasi dampak lingkungan akibat penumpukan limbah dan polusi udara.
Selain itu, penggabungan stone ash sebagai agregat halus semakin meningkatkan kualitas dan daya tahan batako. Stone ash, yang dikenal karena sifatnya yang mengikat dan meningkatkan kekerasan saat terkena air, dicampur dengan semen dan pasir untuk menghasilkan batako yang tangguh dan ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah batu bara yang berlimpah secara inovatif ini tidak hanya mendorong praktik berkelanjutan namun juga merevitalisasi perekonomian lokal dengan menawarkan sumber bahan baku alternatif dan hemat biaya.
Inisiatif Karya Bangun menggarisbawahi potensi transformatif dari strategi sampah menjadi sumber daya dalam mengatasi tantangan lingkungan sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi. Seiring dengan semakin banyaknya industri yang menerapkan praktik berkelanjutan, inovasi tersebut membuka jalan bagi masa depan dalam bidang konstruksi dan bidang lainnya. (mpm)