Sumbawa – Dalam dunia pertanian dan peternakan, inovasi seringkali muncul dari perpaduan antara kearifan tradisional dan penelitian ilmiah modern. Temui Herfan, alumni dari Sekolah Pascasarjana UTS, yang penelitian inovatifnya tentang pakan ternak telah menarik perhatian para peternak dan peneliti.
Kajian Herfan fokus pada optimalisasi pakan ternak sapi, khususnya mengeksplorasi kombinasi rumput Pakchong (Pennisetum purpureum cv. Thailand) dan kacang-kacangan Indigofera (Indigofera zollingeriana). Pendekatan inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan pertambahan bobot badan sapi jantan, yang merupakan faktor penting dalam produktivitas ternak.
Kualitas pakan berdampak langsung pada pertumbuhan dan kesehatan ternak. Hijauan seperti rumput Pakchong dan Indigofera tidak hanya menyediakan nutrisi penting tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap asupan protein, yang penting untuk perkembangan otot dan kesehatan sapi secara keseluruhan.
Herfan, yang kini aktif di UPTD BPTHTM Serading, Sumbawa, Provinsi NTB, menjelaskan bahwa rumput pakchong (Pennisetum purpureum cv. Thailand) memiliki kandungan protein sebesar 16,45%, sedangkan indigofera (Indigofera zollingeriana) mengandung protein hingga 24,17%. Kombinasi keduanya diharapkan dapat memberikan nutrisi yang seimbang dan cukup untuk sapi dalam mencapai pertumbuhan optimal.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 28 ekor sapi jantan berusia 2-3 tahun dengan bobot rata-rata 187 kg. Sapi-sapi ini dibagi secara acak ke dalam empat kelompok perlakuan pakan yang berbeda. Kelompok pertama menerima pakan berupa rumput gajah 70% dan lamtoro 30%, sementara kelompok lainnya menerima kombinasi berbagai rasio rumput pakchong dan indigofera.
Setelah masa penelitian selama 3 bulan, hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang menerima kombinasi rumput pakchong 70% dan indigofera 30% memberikan pertambahan bobot badan harian (PBBH) tertinggi, mencapai 0,34 kg per ekor per hari. Herfan menjelaskan, “Kombinasi ini terbukti memberikan hasil yang sangat baik dalam meningkatkan pertumbuhan sapi, dibandingkan dengan pakan tradisional.”
Penelitian Herfan menyimpulkan bahwa campuran 60-70% rumput Pakchong dan 30-40% Indigofera pada pakan ternak terbukti lebih efektif dibandingkan campuran tradisional rumput gajah dan lamtoro. Temuan ini menyoroti potensi peningkatan produktivitas ternak melalui formulasi pakan inovatif, yang memberikan manfaat bagi peternak sapi yang mencari tingkat pertumbuhan optimal dan keuntungan ekonomi.
Implikasi dari penelitian Herfan tidak hanya sekedar keuntungan langsung dalam produktivitas ternak. Mereka menggarisbawahi pentingnya inovasi berkelanjutan dalam praktik pertanian, dimana pengetahuan tradisional bertemu dengan ketelitian ilmiah untuk memenuhi tantangan pertanian modern secara berkelanjutan.
Dengan hasil penelitian Herfan yang terbukti, industri peternakan berpotensi mengadopsi temuan ini untuk meningkatkan efisiensi pakan dan profitabilitas. Penelitian ini membuka pintu bagi eksplorasi lebih lanjut dalam mengoptimalkan kombinasi pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan ternak tertentu, yang pada akhirnya mendorong sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan produktif. (mpm)