SEMAI VIII: Membumikan Inovasi Sosial melalui Ekonomi Hijau

  1. Home
  2. /
  3. News
  4. /
  5. Uncategorized
  6. /
  7. SEMAI VIII: Membumikan Inovasi Sosial melalui Ekonomi Hijau

Sumbawa, 11 Juli 2024 – Sekolah Pascasarjana UTS sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Manajemen Inovasi (SEMAI) ke-VIII pada hari ini, mempertemukan akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk mengeksplorasi tema “Membumikan Inovasi Sosial Melalui Ekonomi Hijau (Green Economy).” Acara yang berlangsung di Gedung Sumbawa Techno Park ini dihadiri oleh 45 mahasiswa, termasuk 20 pemakalah yang memaparkan artikel jurnalnya.

Seminar dibuka dengan serangkaian pidato inspiratif. Dr. Ahmad Yamin, S.H., M.H, Direktur Sekolah Pascasarjana, mengawali sambutannya dengan menekankan pentingnya inovasi dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Mengikutinya, Niken Saptarini, S.E., M.Sc, Rektor Universitas Teknologi Sumbawa, menyoroti komitmen universitas untuk mendorong penelitian dan dialog mengenai isu-isu global yang mendesak. Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc, Pembina Yayasan Dea Mas, kemudian menyampaikan keynote address yang menyegarkan sekaligus membuka resmi seminar tersebut.

Puncak acara SEMAI VIII adalah pemaparan dari dua tamu terhormat yaitu Prof. Iwan Jazadi, Ph.D, Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa, dan Dr. Dodo Kurniawan, M.E, Ketua STKIP Yapis Dompu. Prof. Iwan Jazadi menyampaikan visi ekonomi hijau yang didasarkan pada kesehatan lingkungan, energi terbarukan, dan kebijakan ekonomi. Ia mengatakan, “Ekonomi hijau bergantung pada lingkungan yang sehat, sumber energi terbarukan, fasilitas kesehatan yang lebih baik, dan perekonomian yang kuat. Inovasi sosial merupakan strategi transformasi sosial yang memerlukan keahlian tinggi, keseriusan, totalitas, kesabaran, dan keterlibatan sebanyak-banyaknya pemangku kepentingan secara horizontal dan vertikal.”

Senada dengan hal tersebut, Dr. Dodo Kurniawan menggarisbawahi keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian ekologi. “Ekonomi harus terus berjalan, tapi ekologi juga harus dijaga,” ujarnya. “Mari kita bersama-sama memberi harapan bagi masa depan daripada berbagi ratapan penderitaan.”

Seminar dilanjutkan dengan sidang panel, dimana peserta dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 pemakalah. Format ini memungkinkan terjadinya diskusi mendalam dan pertukaran gagasan mengenai penerapan inovasi sosial untuk memajukan ekonomi hijau. Suasana kolaboratif terlihat jelas saat mahasiswa dan pakar terlibat dalam dialog konstruktif, yang bertujuan untuk menghasilkan wawasan dan strategi yang dapat ditindaklanjuti.

SEMAI VIII ditutup dengan baik, dengan para peserta menyatakan komitmen baru untuk mendorong pembangunan melalui inovasi sosial dan kepedulian terhadap lingkungan. Keberhasilan SEMAI VIII memfokuskan pada pentingnya dialog dan kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan praktisi. Wawasan yang dibagikan oleh Prof. Iwan Jazadi dan Dr. Dodo Kurniawan tentunya akan mempengaruhi penelitian dan pengambilan kebijakan. Selain itu, partisipasi aktif mahasiswa dalam mempresentasikan artikel jurnal dan terlibat dalam diskusi menandakan adanya masa depan yang cukup menjanjikan bagi inovasi dalam praktik ekonomi hijau. (mpm)