Sumbawa – Dalam era pembangunan yang semakin pesat, kebutuhan akan material konstruksi yang ramah lingkungan dan berkualitas tinggi semakin mendesak. Salah satu material yang banyak digunakan dalam pembangunan infrastruktur adalah paving block. Paving block berfungsi untuk memperkuat permukaan jalan, trotoar, dan area parkir. Namun, produksi paving block konvensional sering kali mengandalkan bahan baku yang tidak ramah lingkungan.
Sebuah studi inovatif yang dilakukan oleh Oktavian Dwi Nata, seorang mahasiswa Manajemen Inovasi, Sekolah Pascasarjana dari Universitas Teknologi Sumbawa, memperkenalkan hasil temuan baru dalam memproduksi paving block dengan memanfaatkan bahan limbah seperti abu kulit kemiri dan abu bonggol jagung. Penelitian yang dilakukan di CV Maras Beton Sumbawa ini bertujuan untuk menggali potensi limbah tersebut dalam meningkatkan kekuatan dan ketahanan paving block.
“Kami berupaya melakukan inovasi dengan memasukkan bahan-bahan limbah ke dalam proses produksi, tidak hanya untuk mengurangi dampak lingkungan tetapi juga untuk mengetahui bagaimana bahan-bahan tersebut dapat mempengaruhi kualitas paving block,” jelas Oktavian.
Limbah cangkang kemiri dan bonggol jagung merupakan produk sampingan dari industri pertanian dan pengolahan makanan. Cangkang kemiri sering kali dibuang setelah biji kemiri diambil, sementara bonggol jagung biasanya dibuang setelah panen. Kedua jenis limbah ini memiliki potensi yang besar sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan paving block.
Abu cangkang kemiri mengandung silika yang tinggi, yang dapat meningkatkan kekuatan tekan paving block. Sementara itu, abu bonggol jagung memiliki daya serap air yang baik, sehingga dapat meningkatkan performa paving block dalam kondisi cuaca yang bervariasi.
Pembuatan paving block dengan memanfaatkan limbah abu cangkang kemiri dan abu bonggol jagung dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, limbah dikumpulkan dan diproses menjadi abu melalui proses pembakaran. Abu yang dihasilkan kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan.
Selanjutnya, campuran abu cangkang kemiri dan abu bonggol jagung dicampurkan dengan bahan pengikat, seperti semen, dan agregat halus. Rasio campuran ini sangat penting untuk mendapatkan paving block yang memiliki kuat tekan dan daya serap air yang optimal. Setelah campuran siap, adonan dicetak dalam bentuk paving block dan kemudian dikeringkan.
Setelah paving block selesai diproduksi, pengujian kuat tekan dan daya serap air dilakukan untuk memastikan kualitas produk. Kuat tekan diukur dengan menggunakan alat uji tekan, yang mengukur seberapa banyak tekanan yang dapat ditahan oleh paving block sebelum mengalami kerusakan. Semakin tinggi nilai kuat tekan, semakin baik kualitas paving block tersebut.
Daya serap air diukur dengan cara merendam paving block dalam air selama periode tertentu dan kemudian mengukur beratnya sebelum dan sesudah perendaman. Paving block yang baik harus memiliki daya serap air yang rendah, agar tidak mudah mengalami kerusakan akibat perubahan cuaca.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa paving block yang dihasilkan dari campuran abu cangkang kemiri dan abu bonggol jagung memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan paving block konvensional. Hal ini disebabkan oleh kandungan silika yang tinggi dalam abu cangkang kemiri, yang berfungsi sebagai penguat dalam struktur paving block.
Selain itu, daya serap air paving block yang menggunakan abu bonggol jagung juga menunjukkan hasil yang baik. Paving block ini mampu bertahan dalam kondisi hujan dan kelembapan tinggi, sehingga dapat memperpanjang umur pakai paving block tersebut.
Inovasi dalam pembuatan paving block dengan memanfaatkan limbah abu cangkang kemiri dan abu bonggol jagung memiliki beberapa keunggulan. Pertama, penggunaan limbah ini dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari industri pertanian. Kedua, paving block yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, dengan kuat tekan yang tinggi dan daya serap air yang rendah. Ketiga, inovasi ini mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional yang tidak ramah lingkungan.
Inovasi pembuatan paving block dengan memanfaatkan limbah abu cangkang kemiri dan abu bonggol jagung merupakan langkah positif dalam menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur. Dengan memanfaatkan limbah, kita tidak hanya menciptakan material konstruksi yang berkualitas, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Pengujian kuat tekan dan daya serap air menunjukkan bahwa paving block ini dapat menjadi alternatif yang layak untuk digunakan dalam berbagai proyek pembangunan. Ke depan, penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi dalam pembuatan paving block berbasis limbah ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi. (mpm)